Mencakup area seluas 4,4 juta kilometer persegi, Masyarakat Ekonomi ASEAN (UE) adalah zona perdagangan bebas terbesar di dunia. Perbandingannya, luas seluruh kawasan 28 negara anggota Uni Eropa (UE) adalah 4,32 kilometer persegi. Pasar memang lebih luas, tapi apa nilainya lebih tinggi? Tidak juga.
Memasuki tahun 2016, MEA mulai diberlakukan di Indonesia.
Apa itu MEA?
Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Apa keuntungan MEA bagi negara-negara Asia Tenggara?
Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar.Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara.Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi.
Mulai 1 Januari 2010, bea masuk 0 persen sudah diterapkan untuk lebih dari 99 persen pos tarif di kelompok ASEAN 6 (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Ronde berikutnya, pada akhir tahun lalu, penghapusan bea masuk juga dilakukan negara anggota ASEAN 4 (Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam). Sementara penghapusan hambatan perdagangan yang sifatnya non tarif seperti kuota dan standar pun mulai berlaku namun belum menyeluruh. Bagaimanapun, masih banyak tantangan yang dihadapi pengusaha dalam negeri. Di sektor tekstil misalnya, alih-alih berpikir ekspansi, mereka masih dipusingkan oleh tarif listrik dan upah buruh yang makin hari makin tinggi. “Padahal kita berebut pasar dengan Vietnam,” kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat, Kamis 7 Januari 2016.
Toh, ada saja cerita sukses terdengar di telinga. “Alfamart itu sudah punya seratusan gerai di Filipina,” kata Ketua Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicolas Mendey, Rabu, 6 Januari 2016. Beberapa waralaba lain seperti J-Co dan Es Teler 77 juga sudah merambah pasar Malaysia, Singapura dan Filipina. Di luar itu, MEA juga berarti pasar bebas jasa. Dalam Mutual Recognition Arrangement (MRA) di antara negara anggota ASEAN, MEA akan membuka pergerakan tenaga kerja terdidik. Ada delapan profesi yang sudah disepakati dalam perjanjian tersebut yakni insinyur, arsitek, dokter, dokter gigi, perawat, surveyor, akuntan dan pekerja wisata.
Waktu akan membuktikan, apakah kita akan menyerbu atau diserbu.
Sumber : bisnis.tempo.co